Karya. Nita Puji L.
Pagi itu cuaca cukup cerah, Matahari bersinar terik. Gadis kecil berjalan menyusuri lorong gang sempit. Ya, gadis itu bernama Alifah. Dengan sepatu lusuhnya dia berjalan dengan penuh semangat menuju sekolah yang cukup jauh dari rumahnya. Perjalanan cukup melelahkan, namun tak menyurutkan niatnya.
Sesampainya di sekolah dia langsung menaruh tas bututnya di kelas. Alifah berlari menuju lapangan untuk bergabung dengan teman-temanya yang telah lebih dahulu bermain. Alifah cukup populer di kalangan teman-temanya. Tanpa ragu dia langsung bergabung dengan tamannya bermain petak umpet. Maklum anak desa mereka masih familiar dengan permainan tradisional.
Teeeettttt, teeettttt, teeetttttt....... bel sekolah berbunyi.... Anak-anak berlarian menuju kelas masing-masing. Alifah juga dengan nafas terengah-engah dia duduk di bangkunya. Keringat mengucur deras di sekujur tubuhnya. Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki Pak Doni guru kelas VI. Dalam genggaman pak Doni nampak amplop besar sebuah pengumuman hasil ujian. Dag, dig dug rasa dalam hati semua anak penuh cemas....
"Anak-anak, hari inilah yang kita tunggu, hasil ujian telah tiba" ucap pak Doni menambah kecemasan anak-anak. Pak Doni mengumumkan peringkat nilai terbaik dalam kelas. Ternyata Alifah tidak bisa meraih peringkat tiga besar. Dia sangat kecewa karena selama ini dia telah belajar keras. Biasanya dia selalu meraih peringkat dua atau tiga. Dengan wajah penuh kasih sayang pak Doni menghiburnya. Pak Doni berkata bahwa ujian bukan satu-satunya jalan untuk menunjukkan prestasi. Masih jauh perjalanan Alifah untuk meraih masa depan. Alifah menerima dengan sabar....