Suatu ketika dalam perjalanan di sebuah kota naik motor bersama anakku yang berumur 10 tahun. Tiba-tiba ada motor yang menyerobot lampu merah. Anakku berkata, "yah, orang itu kok jalan terus ketika lampu merah?'. Saya menjawab, "dia memang buta warno kok dik..." jawabku singkat. Ternyata ucapanku itu tergores kuat dalam ingatan anakku.
Pada saat aku bepergian lagi dengan dia, ada lagi motor yang menyerobot lampu merah. Tanpa basi-basi dia berkata dengan kencang,"orang itu buta warna ya, yah!" Orang itu menoleh, sambil terus berjalan...
Memang ironi di negeri kita dulu bangsa kita terkenal dengan budayanya yang adiluhung, kenapa untuk bertindak tertib saja kita masih susah. Justru anak-anak kita dengan jeli mengamati perilaku kita sebagai orang tua. Kita bahkan kadang lupa betapa perilaku kita sehari-hari tidak memberikan contoh yang baik buat anak-anak kita.
Untuk para guru tanamkanlah perilaku tertib melalui pembiasaan di sekolah. Ditangan kitalah masa depan bangsa ini. Kita tak akan menjadi bangsa yang maju selama kita tidak bisa tertib. Rambu-rambu di pasang mengandung maksud bukan sebagai hiasan. Lampu lalu lintas itu sebagai benda mati yang membantu kita untuk menghindarkan diri dari maut. Jangan hanya sedetik waktu yang kita kejar namun kita mengabaikan keselamatan kita.
Marilah kita berlaku tertib, sayangilah nyawa kita.....