Salam untuk para pendidik...
Keberhasilan pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari kemampuan guru untuk memotivasi siswanya. Pemberian motivasi belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Motivasi belajar dapat dibangkitkan melalui penerapan model, metode, atau media pembelajaran yang menyenangkan. Penyampaian atau penerapan model metode atau media pembelajaran oleh guru sangat dipengaruhi oleh kreatifitas guru.
Kadang metode, model atau media yang sederhana dapat memberikan hasil yang optimal jika dibarengi dengan kreatifitas guru. Guru harus senantiasa mencari inovasi, ide-ide kreatif yang mendukung pembelajaran. Guru sesuai dengan tupoksinya harus selalu mencari solusi untuk memperbaiki pembelajaran di kelasnya.
Untuk para guru agar dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa, tidak ada salahnya untuk membaca dulu apa dan bagaimana motivasi belajar siswa. agar mampu memberikan motivasi belajar bagi siswanya guru terlebih dahulu harus mengetahui pengertian motivasi.
Motivasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai pengertian sendiri yaitu motivasi dan belajar. Namun kedua kata tersebut mempunyai keterkaitan dalam membentuk satu makna. Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai pendorong yang mengubah energy dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu, diataranya adalah :
- Mc Donald mengatakan bahwa “motivation is a eergy change wihin the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions” (motivasi adalah suatu perubahan energy dalam pribadi seseorang yang di tandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan).
- Motivasi adalah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan.
- Menuut Michel J. Jucius (Onong Uchjana Efendy, 1993: 66-67) menyebutkan “motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehenaki”.
- Menurut Dadi Permadi (2002: 72) bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negative.
- Menurut Ngalim Purwanto (2004: 64-65), apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting yang berbahaya maupun yang mengandung resiko, selalu ada motivasi. Ini berarti, apapun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu.
- Sedangkan menurut Nasution (2002: 58), membedakan antar motif dan motivasi. Motif adalah gejala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang itu mau atau ingin melakukannya.
Jadi, dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu daya atau kekuatan atau energy yang menggerakkan tingkah laku atau perbuatan seseorang untuk beraktivitas. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar disini juga banyak pakar
yang memberikan pengertian atau mendefinisikan tentang belajar, misalnya Gage (1984), mengartikan belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya. Cronbach mendefinisikan belajar : “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience” (belajar di tunjukkan oleh suatu perubahan dalam perilaku individu sebagai hasil engalamannya).
Harold Spears mengatakan bahwa: “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”(belajar adalah untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri sesuatu, mendengarkan, mengikuti arahan). Adapun Geoch, menegaskan bahwa: “
Learning is a change in performance as result of practice” (belajar adalah suatu perubahan di dalam kerja sebagai hasil praktek). Kemudian Ratna Willis Dahar (1988: 25-26) “belajar di definisikan sebagai perubahan perilaku yang di akibatkan oleh pengalaman”. Paling sedikit ada lima macam perilaku perubahan pengalaman dan dianggap sebagai factor-faktor penyebab dasar dalam belajar :
1) Pada tingkat emosional yang paling primitive, terjadi perubahan perilaku yang diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan stimulus terkondisi. Sebagai suatu fungsi stimulus terkondisi itu pada suatu waktu memperoleh kemampuan untuk mengeluarkan respon terkondisi. Bentuk semacam ini disebut responden,dan menolong kita memahami bagaimana siswa menyenangi atau tidak menyenangi sekolah atau bidang studi,
2) Belajar kontinuitas,
3)Belajar operan,
4) Pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan kejadian-kejadian,
5) Belajar kognitif yang terjadi dalam kepala kita ketika kita melihat dan memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita.
Sedang Depdiknas (2003) mendefinisikan belajar sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi atau pegalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pegetahuan awal), dan perasaan siswa. Belajar bukanlah proses menyerap
pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Dari pengertian motivasi dan belajar yang dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah totalitas daya
penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa motivasi belajar memegang peranan penting, sebab motivasi akan memberikan gairah atau
semangat seorang siswa dalam belajar sehingga siswa akan memiliki energy yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar demi mencapai tujuan.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Bentuk motivasi itu bermacam-macam, karena itu seorang guru harus benar-benar tepat memberikan motivasi kepada siswa atau anak didiknya. Kalau motivasi yang diberikan kurang tepat, maka hasil belajar akan menjadi kurang optimal. Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Para ahli psikologi berusaha enggolonggolongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia atau organism ke dalam beberapa gologan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya ialah:
a. Motivasi menurut pembgiannya dari woodworth dan marquis
1) Motif/kebutuhan organis (Organic Motive)
Motif ini berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagan
dalam tubuh, seperti: kebutuhan untuk makan, minum, bernafas,
seksual, berbuat dan beristirahat.
2) Motif darurat (Emergency Motive)
Motif ini timbul jika situasi menuntut timbulnya yang cepat
dan kuat karena perangsang dari luar yang menarik manusia atau
45
suatu organisme. Contohnya: melarikan diri dari bahaya, berkelahi
dan sebagainya.
3) Motif obyektif (Obyektive Motive)
Motif obyektif adalah motif yang diarahkan/ditujukan ke
suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul
karena adanya dorongan dari dalam diri kita (kita menyadarinya).
Contoh: motif menyelidiki, menggunakan lingkungan.
4) Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu
menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah.
Yang termasuk motivasi jasmani misalnya: reflex, insting
otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah
adalah kemauan.
5) Motivasi intrinsic dan ekstrinsik
Motivasi intrinsic adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsiya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setia diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya seseorang merasa senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, maka ia sudah rajin mencari buku-20 buku untuk dibacanya. Dilihat dari segi tujuannya, maka motivasi ini adalah ingin mencapai tujuan yang terdukung didalam
perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh kongkrit, seorang siswa itu akan melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menepatkan tujuan belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.
b. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motif-motif bawaan, yang dimaksud denganmotifbawaan adalah
motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivas itu ada tanpa
dipelajari. Motif-motif ini sering kali disebut motif yng
disyaratkan secara biologis atau yang menurut Arden N Frandsen
dikenal dengan istilah jenis motif psikological drives.
2) Motif-motif yang dipelajari,maksudnya adalah motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan dorongan untuk mengajar sesuatu dalamn masyarakat. Motif ini sering kali disebut dengan motif-otif yang diisyaratkan secara social. Sebab manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative eeds.Sebab justru dengan kemampuan berhubungan, kerjasama didalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri.
Disamping itu, frandsem masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini:
a) Cognitive motives
Motif ini menunjukkan pada gejala intrinsic, yakni
menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di
dalam diri manusia dan biasanya berwujud peoses dan produk mental.
Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di
sekolah, terutama yang berkaitan dengan perkembangan intelektual.
b) Self-eexpression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang menjadi penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kegiatan. Untuk itu diperlukan kreatifitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan aktualisasi.
c) Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.
3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategi dalam aktifitas belajar seseorang. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar
diketahui, tetapi harus dierangkan dalam aktifitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip-prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivasi belajar Seseorang melakukan aktivasi belajar karena yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang
mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belm belum menunjukkan aktivias nyata. Minat merupakan kecenderungan pskilogis yang menyenangi suatu objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun
minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Karena itu, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas
belajar seseorang.
b. Motivasi intrinsic lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi eksrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala
sesuatu diluar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar. Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi instrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Dan semangat belajarnya juga sangat kuat.
c. Motivas berupa pujian lebih baik dari pada hukuman Meskipun hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan
semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan pretasi kerjanya. Tetapi pujian yang dipuji tidak asal diucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat.
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar. Karena bila tidak belajar berarti anak didik membutuhkan penghargaan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna, atau dihormati oleh guru atau orang lain.
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin
bahwa belajar bukanlah kegiatan-kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga dihari-hari mendatang.
f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Dari berbagai penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasimempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indicator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik.
Jadi, ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam pinsipprinsip motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Memuji lebih baik dari pada mencela. Perlu diketahui bahwa manusia cenderung akan mengulagi perbuatan yang mendapat pujian atau apresiasi dari pihak lain.
2) Memenuhi keutuhan psikologi
3) Motivasi instrinsik lebih efektif dari ekstrinsik
4) Keserasian antara motivasi
5) Mampu menjelaskan tujuan pembelajaran
6) Menumbuhkan perilaku yang lebih baik
7) Mampu mempengaruhi lingkungan
8) Bisa diaplikasikan dalam wujud nyata.
Referensi:
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002) h.114.
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta: Grasindo, 2003) h. 7.
Areif Achmad, Membangun motivasi Belajar Siswa,diakses 16 November 2009. Darihttp://re-searchengines.com
AM. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, op.cit., h. 85-87.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, op.cit., h. 151.
Imam Syafi’I, Motivasi Belajar, di akses 17 November 2009, dari
AM.Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986),
h.87
Areif Achmad, Membangun Motivasi Belajar Siswa, di akses 16 November 2009, dari
http://researchengines.com
http://kangsaviking.wordpress.com